Minggu, 29 Mei 2011

I'm Sorry


FANFICCER : Firnanda AJ Aditama

TITLE : Mianhamnida!
GENRE : Friendship, Family, Hurt/Comfort, Angst
CAST : Super Junior Member
DISCLAIMER : They're not MINE! But this fiction is MINE!
RATING : T (Teenager) / PG-13

"Tidak ada jadwal hari ini... sama sekali!" gumam Sungmin sambil menatap agenda bersampul baby blue di tangannya. Ia tersenyum manis dan memejamkan matanya sejenak. "Begitupun 4 hari kedepan." Sungmin makin melebarkan senyumannya.


"Hyung! Kita akan liburan ke villa lagi!!" seru Kyuhyun riang setelah sukses menggebrak keras pintu kamarnya -yang juga kamar Sungmin-. Sungmin tertawa geli melihat kelakuan Kyuhyun, karena ia sudah mulai lonjak2 di depannya sambil ikut mengacung2kan 'harta karun' nya. Ya, umat di seluruh penjuru pun tau, PSP lah harta karun itu.


"Ohya Hyung. Aku mau ke supermarket sama beberapa member yang lain, Hyung mau ikut?" Sungmin menggeleng lemah dengan mukanya yang sebenarnya sudah agak pucat. Tapi entah karena kelewat bahagia atau apa, Kyuhyun tak menyadarinya.


"Tidak. Kau sajalah. Aku yang jaga dorm." Kyuhyun mengangguk dan menyerukan kata OK sebelum benar2 hilang dibalik pintu. Sementara Sungmin merasakan kepalanya berdenyut. Makin bertambah detik, terasa makin sakit dan perlahan ia mencium bau amis di bawah hidungnya.


"Aish!" desisnya pelan dan mencoba sabar sambil tangannya meraih2 kotak tissue. Setelah itu ia menyeka semua bercak darah yang tadi menetes keluar dari hidungnya.


"Mianhae!" Sungmin menggumamkan kata itu dengan sangat menyesal. Empat hari. Ya, ia sangat berharap hari2 itu akan terlewatkan dengan moment2 yang paling membahagiakan.
.
.
.
.
.
"Sungmin-ah, kau pucat sekali??" tegur Yesung setelah mereka terduduk di jok mobil. Sungmin tersenyum salah tingkah.


"Ah Hyung.. kau tau kan?" Yesung menggeleng tak paham. "Hehe, anemia,"


"Obatmu sudah?" sambung Kyuhyun yang berada tepat disamping Sungmin. Sungmin hanya mengangguk lemah.


"Sudah terlambat untuk mencegah semua yang akan terjadi. Tinggal menunggu kapan Tuhan bersedia menjemputku! Mianhae." batin Sungmin sedih. Di dalam hati ia menangis. Sekarang, ia harus menerima fakta bahwa anemia yang dideritanya adalah sebuah gejala dari leukimia. Walau sudah checkup berulang kali, tapi hasilnya baru diketahui beberapa hari yang lalu. Leukimianya sudah final. Beberapa jam kemudian, rombongan suju telah sampai di tempat tujuan.


"Ahhh, suasana pegunungan!!" Ryeowook yang baru turun langsung menghirup oksigen sebanyak2nya, seakan takut oksigen itu akan habis sewaktu2. Sambil merentangkan kedua tangan mungilnya, ia tersenyum penuh hasrat. Dan author yang baik hati ini, dengan senang hati memutar backsound 'One Fine Spring Day'. Tapi suasana melow itu langsung hancur lebur, akibat ulah trio namja destroyer level wahid. Sebut saja, Heechul, Eunhyuk, Shindong.


'BUGH'



"Aduh Hyung!! Sakit!!!" rintih Ryeowook yang dengan indah ditimbun oleh trio destroyer level wahid. Dan susunannya adalah Wook paling bawah, dilapisi Heechul, diolesi Eunhyuk dan di bumbui Shindong. Lengkap sudah menu makan siang super junior saat itu. Yang lainnya, bukan membantu, malah tertawa menikmati penderitaan saudaranya.


"Woi Hyung, keenakan ya tengkurap di atas? Bangun dong, gak nyadar apa kalo beratnya 1 ton?" gerutu Eunhyuk yang udah ringsek. Padahal yang patut di kasihani adalah Ryeowook, sudah mungil makin mini aja ntar.


"Oh iya maap lupa!" Shindong nyengir tanpa dosa, sementara Heechul makin berhasrat untuk mencekik dongsaeng gembulnya ini dan menerjunkannya dari atas bukit. Tapi sayang, hal sekeji itu tak dapat dilakukan. Jadi cukup mencekik dan menendang saja.


"Udah ah, kalian lawak mulu dari tadi. Ayo barangnya dibawa ke dalam!" komando sang leader, seluruh anak buah cuma menurut patuh.


"Hyung, mending istirahat dulu deh. Habis ini makan terus minum obatnya. Aku gak tega liat muka Hyung pucat gitu." seru Kyuhyun dengan guratan khawatir di wajahnya. Sungmin yang masih mengangkat barang2 itu langsung berhenti dan tersenyum tipis.


"Benar juga. Mianhae. Gomawo!" Sungmin menepuk2 bahu Kyuhyun dan berlalu ke dalam kamarnya di lantai 2. Kyuhyun mengangguk pelan dan teringat kebiasaan Hyung nya itu seminggu terakhir. Tiap kali ditegur, tiap kali berkata atau menjawab, selalu ada "Mianhae" atau "Gomawo". Mungkin "Gomawo" sudah biasa, tapi sebelum kata itu meluncur, ia menambahkan "Mianhae" dibelakangnya. Kyuhyun enggan bertanya, takut membebani Hyungnya yang tampak sangat lelah itu. Walau ia tidak tau, "Mianhae" untuk Sungmin saat ini berarti banyak hal.


Mianhae, ia tidak memberi tau penyakit apa yang sebenarnya ia derita.


Mianhae, jika dalam waktu dekat ini ia akan pergi ke tempat yang tak bisa kalian kejar.


Mianhae, merepotkan kalian karena ia pergi tiba2.


Mianhae, jika atas kepergiannya, itu menbuat kalian mau tak mau meneteskan air mata.


Mianhae, ia belum bisa memberi keturunan untuk orang tuanya.


Mianhae, jika ia banyak melakukan kesalahan di hidupnya.


Mianhae..


Jeongmal mianhae...


"Mau kemana Kyu?" tanya Sungmin pada Kyuhyun yang baru saja mengganti pakaiannya menjadi lebih santai. Dengan tshirt, celana selutut dan sebuah topi. Kyuhyun menoleh pada Hyungnya yang masih terbaring itu.


"Biasa. Mau main sepakbola Hyung."


"Aku ikut dong." Sungmin beranjak dari kasurnya, tapi buru2 ditahan oleh Kyuhyun. Kyuhyun menggeleng dan menatap Sungmin dengan serius.


"Gak boleh. Kalo Hyung ikut main ntar jadi tambah sakit!" Sungmin memutar bola matanya, mencari alasan.


"Err, aku cuma ikut liat aja. Sekalian ini!" Sungmin menunjukkan handycamnya sambil tersenyum manis, walau wajahnya masih nampak kuyu dan belum sehat.


"Oke. Tapi bener Hyung gak papa??" tanya Kyuhyun. Sungmin langsung mengangguk walau sebenarnya tidak terlalu yakin. Karena setelah Kyuhyun bertanya, kepalanya pening mendadak. "Hm.. Kajja!"


Di halaman belakang villa yang besar itu, semua member termasuk beberapa manager sudah siap akan bermain. Sementara Sungmin berada di pinggir lapangan sambil mengutak-atik handycamnya. Sesekali ia mengerjap-ngerjapkan mata karena pening di kepalanya tak kunjung hilang. Ia sengaja tidak memijat2 pelipisnya yang sakit itu, takut Kyuhyun tau dan malah menyuruhnya masuk untuk kembali tidur. Karena Sungmin ingin menikmati moment indah ini, ketika semua member bermain bersama, walau masih ada 5 orang yang kurang. Melihat tawa dan senyum kakak dan adiknya itu, tak urung membuat hatinya terasa damai. Biarlah rasa sakit itu menyerang fisiknya, yang penting sekarang adalah menjadi saksi kebahagiaan mereka dulu.


"Hyung. Jangan keliling terus! Kau bisa sakit lagi!!" teriak Kyuhyun saat melihat Sungmin bergerak mengitari lapangan sambil menggenggam handycamnya.


"Tidak apa Kyuhyun-ah. Aku mau melakukan ini!!" jawab Sungmin seadanya. Walau pada faktanya, Sungmin sudah mulai lemah. Ia tak beranjak dari tempatnya berdiri, pandangannya makin lama makin memburam. Dan lagi-lagi, cairan kental itu mengalir keluar dari hidungnya. Sungmin panik dan memutar tubuhnya membelakangi lapangan. Ia buru2 mengusap darah segar itu dengan salah satu tangannya. Disaat yang sama, sakit itu menyerang kepalanya, Sungmin sudah tak sanggup. Pandangannya keburu menggelap.


.
.
.
.
.
"Sungmin Hyung sakit apa sih?" tanya Eunhyuk sambil menatap Sungmin yang terbaring lemah diatas kasurnya.

"Katanya anemia!" jawab Leeteuk pelan. Sambil berfikir.

"Anemianya parah sekali." komen Heechul. Sungmin masih disana dengan wajahnya yang makin pucat. Mirip mayat.

"Bawa ke dokter aja gimana?" usul Kyuhyun yang terduduk di tepi ranjang Sungmin. Tapi tiba2 sebuah tangan mencengkeram lengan Kyuhyun dengan lemah. Kyuhyun makin terkejut saat dilihatnya itu adalah tangan Sungmin.

"H-Hyung.." Sungmin menggeleng.

"Antarkan aku ke Ilsan. Ke rumah orang tuaku. Setelah itu aku akan kembali ke dorm jika keadaan mulai membaik." Semua member disana masih menatap kearah Sungmin tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Tapi Leeteuk buru2 mengiyakan.

"Baiklah. Kabari kami!" Sungmin mengangguk pelan.

"Mianhae. Gomawo!"
.
.
.
.
.
.
.
5 hari kemudian..

"Aku sudah meminta maaf kepada kedua orang tuaku. Apakah itu cukup?" tanya Sungmin pada langit-langit kamarnya. Hening. Sepi. Kosong. Tidak satupun umat menjawabnya.

"Perlahan aku akan mati juga. Lalu aku harus apa? Aku tidak sanggup berpisah dengan semua hyung dan dongsaengku." Kembali Sungmin berargumen sendiri.

"Sungmin Hyung!!" seru Eunhyuk yang tiba2 masuk kedalam kamar Kyumin. Sungmin terkejut dan mengelus dadanya.

"Ne. Waeyo?"

"Hehe. Kau kaget ya Hyung?" Eunhyuk malah nyengir.

"Ah sudahlah. Ada apa?"

"Ayo nonton DVD diatas!" Sungmin pura2 berfikir. Membuat Eunhyuk gemas untuk segera menyeret Sungmin keluar dari kamar.

"Ihhh, Hyung kelamaan mikir. Ayo deh, jarang2 lho!" Sungmin menyerah. Toh ini bisa saja yang terakhir kalinya.

"Ne ne. Aku ikut."

"Assa!!" Eunhyuk pun menggandeng tangan Hyung nya dengan riang.
.
.
.
.
.
45 menit kemudian...

Kyuhyun kembali turun ke lantai 11. Ia bermaksud untuk mengambil flashdisk milik Sungmin, katanya foto dan video liburan mereka kemarin ia masukkan kesana. Awalnya Sungmin yang mau turun sendiri, tapi Kyuhyun melarangnya dengan alasan wajah Sungmin sudah mulai pucat. Akhirnya dia sendiri yang turun tangan.

"Sungmin Hyung menyimpannya dimana ya?" tanya Kyuhyun pada dirinya sendiri.

"Apakah disini??" Kyuhyun menatap kearah laci kecil disamping tempat tidur Sungmin. Benda-benda pribadi Sungmin mungkin disimpan disana.

"Aku tidak akan tau kalau aku belum melihatnya." gumamnya lagi dan segera beranjak mendekati laci tersebut. Ia membuka laci pertama, hanya ada dompet dan buku agenda. Laci kedua, oh, itu koleksi strap, hardcase dan accesories gadget milik Sungmin. Kyuhyun sempat melihat case nintendo DS bergambar winnie the pooh. Dikaguminya sebentar, lalu diletakkan lagi. Dan laci terakhir, kosong, hanya ada sebuah amplop cokelat besar yang halaman depannya sudah dicoret-coret menggunakan spidol merah. Kyuhyun tau ini barang pribadi Sungmin, tapi ia tak bisa menahan untuk tidak membuka isi amplop tersebut.

"Mwoya? Hasil tes lab?" Kyuhyun makin menarik kertas itu keluar sehingga ia kini bisa membaca isinya dengan jelas. Saat pertama membacanya, Kyuhyun tak percaya. Yang benar saja? Sungmin mengidap leukimia?? Kenapa bocah itu tak pernah menceritakannya? Bahkan hasil tes itu menunjukkan kalau penyakitnya sudah mencapai stadium akhir.

"Lee Sungmin!!!!" geram Kyuhyun tanpa sadar telah meremas sebagian dari kertas tersebut. Tanpa menunggu lama lagi, ia langsung berlari menuju lantai 12. Tangannya gemetar dan keringat dingin mulai mengucur mengaliri wajah putihnya. Nafasnya naik turun tak beraturan. Mendadak perasaannya tidak enak. Saat sampai di depan pintu dorm lantai 12, ia menarik nafas dan menghembuskannya lagi. Semoga perasaannya salah. Sungmin Hyung baik2 saja! Tekadnya dalam hati, walau sebenarnya ia tak yakin. Perlahan, Kyuhyun menekan kode keamanan dan segera masuk kedalam. Mendadak oksigen menjadi langka di hidungnya.
.
.
Apa itu tadi? Batin Kyuhyun penuh waspada. Ia mendengar beberapa member di dalam ada yang berteriak memanggil nama Sungmin, ada juga yang menangis terisak dengan volume gila2an. Tak menunggu lama lagi, Kyuhyun berlari kedalam. Dan kini ia tak mempercayai mata dan telinganya. Bagaimana bisa? Sungmin Hyung, dia tak bergerak. Wajahnya tak berwarna. Tangisan dan teriakan hyung2nya saat itu juga bisa dibilang menjadi tombak besar yang menancap di hati Kyuhyun.

"Sungmin..H-Hyung!" panggilnya lirih."Kau benar2 pergi??"

Leeteuk yang berurai air mata hanya bisa memeluk Kyuhyun yang saat itu juga telah menangis. Badannya seperti zombie, masih berdiri di tempatnya datang tadi.

"Kenapa kau tak bercerita pada kami Hyung?? Kenapa tidak cerita kalau kau mengidap penyakit sialan ini???" jerit Kyuhyun frustasi, sambil melempar kertas yang dari tadi diremasnya.

"Hyung!!! Kajima!!!!!" rengek Kyuhyun di dalam pelukan Leeteuk. Dan detik selanjutnya, tubuh Kyuhyun melemas tak sadarkan diri.
.
.
.
epilog...

Kyuhyun terbangun pagi itu. Matanya terbuka, ia tak bergerak, hanya diam menatap langit2 kamar 'nya'. Padahal, biasanya ia akan menggeliat, menguap, atau menendang2 selimutnya sampai jatuh ke lantai. Tapi saat ini tidak.


"Hyung! Kau sudah bangun?" tanya Kyuhyun lirih lalu tersenyum. "Aku bangun lebih dulu dari alarm mu Hyung. Aku hebat kan?" lanjutnya lagi. "Haha, konyol!" Perlahan Kyuhyun duduk dan menatap tempat tidur Hyungnya yang rapi itu.


"Oh, kau curang ya sekarang. Kau bangun duluan? Dan tidak membangunkanku?" Kyuhyun tersenyum sinis.


'Tok tok tok'


"Kyuhyun-ah?"


Kyuhyun menidurkan dirinya lagi.


"Aku masih tidur. Bangunkan 1 jam lagi!" ujarnya dingin pada siapapun si balik pintu itu. Ternyata banyak, Leeteuk, Eunhyuk dan Donghae saling pandang khawatir.


"Eottokhe Hyung?" tanya Eunhyuk. Leeteuk menggeleng.


"Mianhae! Aku juga tidak tau Eunhyuk-ah!" Mereka bertiga menghela nafas pasrah. Tiap pagi selalu begitu, Kyuhyun sering berbicara sendiri di dalam kamarnya. Semua member paham, bahkan seluruh artis SM maupun ELF.


Kyuhyun hanya menganggap kematian Sungmin itu sebatas mimpi. Ia masih belum menerima semua takdirnya. Well, takdir Lee Sungmin.


"Nanti aku akan bangun dan melihat Sungmin Hyung ada di depanku. Tenang Cho Kyuhyun, ini cuma mimpi sesaat. Nikmati saja, toh juga akan berakhir."

.end.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar