Kamis, 02 Oktober 2014

Who You

credit: Deary Dream


(if you don't understand the content and just curious about it, don't expand...just don't!)

***

Sabtu, 13 September 2014

We're The Freshers







Jadi di kesempatan ini gue akan berbagi cerita tentang ospek di kampus gue.

Dimulai di hari pertama, tanggal 2 September. Semua maba memakai seragam atasan putih dan bawahan hitam, cewek diikat ekor kuda rapi tanpa poni, membawa tas hitam dengan gantungan yang sudah ditetapkan, memakai nametag (yang gak aneh2, tinggal print dan dimasukkan plastic id card), sepatu pantofel hitam plus kaos kaki putih di atas mata kaki. Simple. Bawaan kita di hari pertama pun gak aneh-aneh, semuanya affordable dan mudah kecuali tugas-tugasnya yang pada ujungnya, TIDAK dikumpulkan. Untung gue ngerjain sendiri, kalo beli...bisa hilang sia2 rupiah2 gue. Mungkin berkaca dari kejadian2 di tahun sebelumnya ya, dimana ospek dijadikan ajang perpeloncoan terhadap junior, jadi ospek sekarang dientengin aja. Enteng tapi gak enteng2 banget.

Maba kumpul di depan gedung rektorat berdasarkan cluster masing2. Dari masuk gerbang itu para panitia korlap udah pada tereak2.

"Langkah dipercepat!!" 


"Tidak ada interaksi!!" 


"Gak usah lari!!"

Kira-kira itulah kata-kata yang diteriakkan. Awalnya kaget juga sih, suasana hening, adem ayem, tiba2 kakak2nya tereak2 kenceng banget padahal gapake toa. Hebat. Rasa2nya pengen gue tawarin permen herbal biar suara mereka gak serak. Sebenernya gue agak sebel juga sih ditereakin tapi kemudian gue inget sesuatu: ini ospek, men!

Selesai dengan itu, kita kumpul sesuai cluster masing2 dan mengikuti upacara pembukaan dengan khidmat dan menyenangkan. Mulai dari aksi tim Marching Band, paduan suara, aksi color guard, dan lain2 deh pokoknya keren. Setelahnya, kita digiring masuk ke gedung buat penerimaan materi dan acara2 yang lainnya. Singkat cerita kita udah dapet tempat duduk meskipun banyak yang kudu berhimpit2an, dan (something which cannot be missed) panitia korlap yang galaknya ampun2an. Gue kebetulan kan cluster 1, kebagian duduk di tribun, alhamdulillah bgt dah. Jadinya gue bisa ngeliatin suasana hiruk pikuk yang pada kebagian duduk di bawah. Dan gue memperhatikan satu panitia korlap, yang dandanannya islami sekali, memakai rok sendiri diantara panitia lain yang terlihat garang dengan setelan hitam dan merah. Si panitia islamiah ini ya, kalo diantara panitia yang laen, suaranya paling kenceng sendiri. Gue yang duduk di tribun sampe ngeri ngebayangin jadi maba yg duduk di bawah, gak pengang apa ya telinganya.

Penampilan seseorang benar2 menipu, ya, kawan.

Lalu selanjutnya ada banyak ceramah dari dekan dan kawan2, dari perwakilan aktivis mahasiswa kampus, sampe ishoma. Setelah ishoma, lanjut materi2 lagi. Jujur, kawan, mungkin semua susunan acara ini menyenangkan dan bermanfaat, tapi gue ngantuk berat jadinya gak fokus. Fokus gue malah pas acara mau habis, ada stand-up comedy, oi! Favorit banget pokoknya. Biasanya gue kalo sama comic itu cocok2an ya joke-nya. Sampai detik ini, gue cuma cocok sama Ryan Adriandhy dan Dodit Mulyanto, yang laen gue gabisa ketawa. Ajaibnya, sama comic asli kampus ini gue bisa nyambung bgt asli orangnya menghibur. Mungkin karena joke-nya juga gak lepas dari fenomena2 riil yang terjadi di daerah gue sendiri. Sayang, segalanya harus berakhir dan gue gatau bisa liat dia stand-up lagi kapan. Singkatnya, hari pertama selesai lah.

Hari kedua nanti saja. Capek gue pulang osfak LoL

Rabu, 10 September 2014

The Thing About OSPEK



OSPEK. MOS, kalo jaman kita sekolah menengah. Lo tau apa? Sebut gue idiot atau bodoh atau terserah, tapi gue gak tau kepanjangan dari OSPEK itu apa. Seriusan! Dan gue sama sekali gak berniat buat tau, karena yang muncul di otak gue ketika mendengar OSPEK adalah: senior galak, pemberian materi, tugas, dan barang bawaan yang aneh2 dan ribet. Ketika kita complain tentang tugas2 yang kelewat banyak dan ribet, dosen2 act like there's nothing new 'bout that. Everything seems so ordinary and not out of place, so what is there to be murmured about?

Gitu!

Entah apakah dosen bersekongkol dengan panitia, atau karena mereka pernah mengalami yang lebih kejam dari ini. Opsi kedua yang paling bener, kayaknya. Kalo versi anak mudanya sih mereka kayaknya mencoba untuk berkata semacam ini: "Kalian cuma diginiin doang! Kalian gak tau penderitaan kita dulu kayak gimana!! Sakitnya tuh disini, NAK! DISINI!" *nunjuk pantat*

Indonesia dari dulu emang gini ya orientasinya? Sumpeh lo? Kasian bener.

Selama ini gue cuma bisa iri aja liat film2 luar. Yang orientasinya itu keren2. Mereka pake varsity jaket, hoodie, dan kaos yang ada tulisan universitasnya, terus pegang bendera segitiga yang ada label universitasnya juga, terus kakak seniornya ramah banget. Para mahasiswa baru diajak keliling kampus, trus ntar ada pembagian materinya juga (sama kayak kita), biasanya juga ada game-gamenya. Game yang bikin kita lebih akrab satu sama lain gitu deh.

Iri dah gua.

Kita disini disuruh beli ini itu, dilabelin ini itu, bikin nametag dari anyaman jerami (gak), bikin tugas, pake ini itu, rambut di ini itukan, gitulah, ribet sekaleh. I can complain, but nothing will change. Singkat, padat, jelas, dan lumayan bikin sakit hati. Mungkin semua sudah berubah, mungkin nowadays ospek2 gak sekejam yang terjadi di masa lalu. Dimana banyak korban berjatuhan sampai tewas. Dimana banyak yang dilecehkan. Oke, fine, sekarang bisa dibilang ospek kita sifatnya 'baik' sekali. Compared to the past.

But! Still! Some things don't change!

Kok orientasi kita gini banget sih? Kenapa gak kayak yang di negara2 maju itu aja? Simple, gak ribet, tapi mendidik.

Jawaban mereka mungkin: "Ya mau gimana lagi"

Fine, fine! Sekian opini dari saya kurang lebihnya ya....mau gimana lagi?

Jumat, 11 Juli 2014

We'll Be Back!

Next week, tho.



Yeol looks so skinny :(




 Eat more, you brat!


Dark-haired Dongwoo :)


 Duh, please, can you even throw a good punch with those skinny arms?



 Howon....


Nam Woohyun be like "here's my heart" (feat. Lee Hoya)




Sunggyu didn't win the sexiest male-dol for nothing


Group shot!



Bonus!!! (stupid SooYeol)

credit: callmechodingboy.co.vu

Jumat, 04 Juli 2014

Speed Dial #2


Again. This is a fanfiction. 

Not Over You



I guess my heart only knows you

*

Travis thinks it's the perfect day to go out for a walk, since the sun shines so bright that his eyes squint. But apparently not. Not after he broke up with Lizzy yesterday. It's not like he's still in love with her, he's just guilty. That girl is just so into him; her eyes sparkle, she smiles way too wide, she gives Travis all the attention that sometimes Travis would just push her away. This is just too much, Travis thought. He thought he deserves it, but no, he is not, and now he feels so guilty for her. He basically just used her for something he is not even sure about.

His phone vibrates.

'I understand, Travis. Don't worry'
it says.

Travis smiles at the message. His chest is no longer as tight as it was just now.

Her good point is that she lets things go easily. If something doesn't go her way then it's okay, it's nothing new, anyway.

Soon, Travis decides to take a tour around the neighborhood. He paddles his bike as slow as possible, enjoying the scenery that he never knew does exist. Three blocks away later, he finds himself looking at the cozy-looking cafe across the street. He remembers that place.

He wonders if she still go there to grab some Caramel Iced Coffee.

Just when he is having some thoughts about her, the figure suddenly appears in front him (almost) like a magic. Not really 'in front of him' actually, she's there, across the street, with a tall boy. He knows him, it's his classmate back to his old days in high school, Roy. A loud, happy-go-lucky guy with gummy smile. Funny how he's grinning to himself as soon as he discovered the guy. Even funnier when he remembers he used to be friend with him until last year when he broke up with the girl. Funny. Really.
 

The girl. Kim. The girl that he used to date for 4 years.

She's his third girlfriend, but she's his first love. She's the most amazing thing that ever happened to him and it was so difficult to let her go. Even until now, he's not even sure himself if he's over her. But seeing the smile on her face when she talks to Roy right now, maybe he is (not). She looks so happy. She looks so perfect. And Travis feels so relieved. At least that girl didn't fall into the wrong hand.

He's still on his bike, looking at the beautiful figure through the not so crowded road and the invisible window glass. After the good ten minutes, she finds him, and everything freezes. His heart thumps rapidly as her eyes find his. And then she smiles.

She smiles at him. Travis smiles back and waves his hand at her once, and then he leaves.


The feeling is so great that he smiles all the way back home. His heart couldn't get any lighter than it is right now.

Maybe I'm not over her, maybe I look so pathetic, but I don't care anymore, I'll win her.

 
Soon, very soon.

*
What am I doing, again? -____-

Just Bent



This is a fanfiction so stay away is you barely even know anything about it. I meant it. (unbeta-ed)

Senin, 19 Mei 2014

Instagram itu ya...


Dulu, kalo pas habis kenalan sama orang gitu, kita bakal nanya: "Facebooknya apa?" kemudian seiring waktu berjalan, ganti lagi, "Username lo apa? Follow gue ya", dan sekarang, "Follow instagram gue ya?". Dan hal yang biasa terjadi adalah: Elo minjem hape temen lo, terus elo buka app Instagram, terus lo buka profile lo, lo like in semua foto lo yang ada disitu. Habis itu tinggal nunggu aja deh lo bakal dibunuh atau dicekek sama temen lo itu. Yeah? Yeah.

Instagram udah beberapa tahun terakhir ini jadi hal paling happening and we can't miss any single day without checking it. Entah mau upload foto-foto seru lo (makanan, tempet nongkrong keren, temen-temen unyu lo, family outing, date sama pacar, even your damn foot!), entah mau liat apakah seseorang tertentu update foto terbaru (uknowwhatimean), entah mau ngecek apakah olshop langganan lo upload produk terbaru, basically, everything you follow lah. Instagram emang tempat yang asik, gue akui itu. Foto-foto lo yang norak pun kadang bisa jadi sesuatu yang keren (gak juga sih, norak ya norak aja) karena dibantu dengan filter-filter yang disediain disitu. Cuma kayaknya sekarang ngetrend-nya pake VSCO, LUZMO, Pixlr-o-matic, Rhonna, sama Photogrid deh. Ya kan? Wkwkwk. Instagram lama-lama kehilangan fungsi utamanya.

Dan lo tau kan, Instagram is one of those annoying places where people judge brainlessly, where people advertising things oh so stupidly....anything whatsoever.

Sabtu, 17 Mei 2014

It still hurts (like shit)

credit: 10minutes

Noooo I'm not going to reveal any of my privacy again (tho actually there is nothing to hide anymore since I already revealing too much), I will talk about *ehm* Infinite Sungyeol. Yes. The one and only Prince in the Far Far Away Kingdom under the endless rainbow with unicorns all over the hills. This is not a bullshit (at least in my dream).

I've been thinking about this since what? The first time I like him? Yeah. I guess. My question is none other than: "Why did he get the least line?" "Why did he stand on the very corner?" "Why did he dance on the very back?"

Still left unanswered. All of them.

I couldn't help but it hurts to see. When the other got a line and Sungyeol didn't. When the others got a solo shot and Sungyeol didn't. Why. Just why. Well, about me saying that Sungyeol got no solo shot it's not completely true, almost. The situation is nearly this way: Sunggyu (8 times) Dongwoo (6 times) Woohyun (8 times) Hoya (9 times) Sungyeol (4 times) Myungsoo (10 times) Sungjong (7 times). There! There has been absolutely a situation like that. I'm so upset I couldn't help it. He is like the most innocent person I ever met in my life *lies*. Blah, at least he is not faking anything and that's why he is more charming than anyone in the group for me (my opinion. idc bout urs). He has a very bright smile and it looks so innocent and pure and just like an angel. He is not denying anything about his mistake in the past. He is sincere. But, well, I love him but I couldn't deny the fact that he has an explosive character. He is ignorant (sometimes). He is careless and cannot take care of his body. What could I expect? He is a human, too. Everybody makes mistake.

Back to da topic guise. Okay, I hope that he will get more part in this album. Sajangnim said there is a member with improved vocals. Who could it be? I hope it's Sungyeol *le creys a river*. When I was writing this crap, I noticed that Melon released a video of Last Romeo MV making (idk man, making teaser?), I don't know I haven't watch it but when I scrolled down my tl I saw a tweet: Sungyeol got no solo shot dhdienediddldldk. What. WTF. Right when I was having a thought about him getting more shots and lines?! And then something popped up on the very top of my tl, well, Sungyeol's shot. When the others have (at least) 2, he only has 1. I don't know if there is more and just not revealed yet. Idk. Let's just wait and wish for the best of him (or woollim, if they are kind enough).

Selasa, 13 Mei 2014

#LastRomeo TEASER

It doesn't feel right if I didn't post anything due to Infinite's comeback. LOL


and don't forget, individual concept image



 And the most important part:


What the fuck is that, really. I hope woollim is kind enough to give us more than one teaser. This is seriously a torture to release the teaser yesterday when the MV will be released on 21st. Just like what the other inspirits said, this teaser gave me 'The Chaser' feelings. What makes it different is just that there's actually a girl.

Space in Need


Ternyata liburan ini gak kayak yang aku kira.

Jalan-jalan bareng temen kesini lah, makan disitu lah, nginep, bikin graduation project lah, ujung-ujungnya emang gak sedikit yang gak terlaksana. Mungkin beberapa orang yang baca ini akan ngomong: "And whose fault is that?"

The fault is on me, if I could say that.


Mungkin aku gak bilang maaf whatsoever tapi ketahuilah, kalau emang kalian bener-bener nganggep hubungan kalian itu adalah sebuah persahabatan, kata-kata kayak terima kasih dan maaf itu gak seberapa perlu diucapkan. Karena teman sejati tau isi kepala kamu bahkan ketika kamu belum mengatakannya. Dan itu indah, dan itu gak perlu diubah, karena dari situ kalian tau seberapa besar nilai persahabatan itu buat kalian.

Bagus. Sekarang aku keliatan kayak nerd karena semua yang di atas itu based on the novels I read. Lol

Sekarang aku ngerasa bener-bener 100% anak rumahan. Too busy, too lazy, too afraid to go out; sepertinya sih gitu. Bahkan sesuatu yang nyaris mendarah daging kayak LINE sama Twitter, sebisa mungkin aku hindari. Aku butuh banyak space. Sebisa mungkin gak contact sama orang lain. I'm scared.

I believe that everybody has their own flaws and some people are good to just let it go. But here I am, too afraid to let everybody finds out mine. Too aware of the hatred that they might throw on me once they found out. Scary, isn't it?


I hope ppl understand.

Kamis, 10 April 2014

With Sincerity


Ini bukan tentang aku yang gampang menyerah. Bukan itu. Aku cuma capek aja, kayaknya sesuatu seperti 'oke gak boleh gini lagi ya' itu basi dan gak ada pengaruhnya banget. There's no sincerity in that phrase, even a tiny bit. Percuma cerita-cerita....kalau ternyata hanya angin lalu saja. 

Pada saat itu aku bisa bicara karena aku yakin semuanya masih bisa diperbaiki dan diubah, tapi sekarang, aku gak yakin lagi. Aku gak percaya lagi. Terserah aja. Jika dirasa simbiosis mutualisme itu masih ada, silahkan. Meskipun sebenernya yang jadi poin bukan itu. Apalagi ini mau ujian nasional, bukan saatnya bahas gituan. Jelas aja tindakan itu jadi hal yang negatif, karena sesuatu yang berkaitan dengan perasaan bisa segampang itu diabaikan. Harusnya sih dibenerin, tapi nampaknya manusia-manusia sekarang lebih suka sama apa yang ada di depan mereka, tanpa melihat lagi apa yang udah mereka lupain dan mereka tinggalin. Mana mikir, orang yang pernah kita dzalimi itu sakit apa enggak, yang pernah kita bully itu terluka apa enggak, yang pernah gak kita peduliin itu kecewa apa enggak; ya? Ya.

If you wanna leave, you can. I'll remember you though. 

I remember everyone who leaves.

Sincerely,


Firnanda

Rabu, 02 April 2014

Parable: a Combat Soldier


Written on 2/04/2014

So, the attack is on the 14th.

At this point, I need more and more work out, preparing some shits which is going to be needed on d-day. Just imagine the war; the troops' thumping heart, the clenched fists, the flaming spirits, the well-prepared weapons. I hope I'm ready for this.

I've always been wondered at how tired my fellow friend was. The loud snoring could be heard from the top bunk every night. While me, myself, can't even force my eyes to shut or get the shit out of my head. That was until the rooster started to scream.

The war is even closer and I got myself called by the sergeant. He scolded me for not doing well on the shooting range a week ago. Does he think that I'm a fool? Because I got this punishment shit. This is so unfair. Totally unfair. After being scolded, I turned around and heard a loud 'bang' behind me. That was the sergeant, he tripped over my rifle. Well, even my rifle thinks that this is very unfair. I don't even remember why I left my rifle near the sergeant's table. Maybe I did it on purpose when I blanked out. That doesn't make sense, I know.

Everybody from Squad 120202 works harder than before, including me, I guess. Because in less than two weeks, we will show them what we are capable of in 3 days straight. I'm sure we'll win tho. We are not that weak.


I'm not that weak.

Jumat, 28 Maret 2014

Gone With Summer



"It's summer, Ryan. Everybody changes!" said Sharpay. This kept on haunting me since the day I heard it from HSM 2. At that time, I was only 14 (or maybe 13, whatever!), I'd no clue about that. What makes it weird is, I still clearly remember it up till now. Well, a hint for your future, anyone? And now, I definitely understand what that means. Everybody changes, biatch! 

At this rate, all you have to do is just sit in silence while listening to others, and watching the way they behave. If something suddenly clicks then maybe it was that feeling. Yes, that feeling when you think everything is just completely different. Different from yesterday, or maybe last week, or maybe last year. You could just guess. 

What hurts is that suddenly you realize that someone is not by your side anymore. You have no idea why, all you know is that they're slowly walking away from your life. What did I do wrong? Hell, at this rate you only know how to think in paranoia. Blaming yourself for all the things you never did instead of sitting calmly with a cup of coffee in front of you. How stupid could we get. How stupid could I get. That's just how we are and how thing goes. Or is it just me who's beyond everybody's behaviour? Seems closer to it. 

Kamis, 06 Maret 2014

A Sudden Day-Off


YAYYYY!! DAY-OFF!

Ok. Sebenernya ini gak layak untuk dirayakan, karena: D-4 Ujian Sekolah. Jadi sungkan-sungkan sendiri sama Mama, padahal pagi-pagi banget udah nyetrikain seragam gue. Hhhm...jadi gini ceritanya:

Di suatu pagi yang cerah (cerah banget malah, kontras sama malam sebelumnya, hujan angin dimana-mana), gue udah siap-siap mau berangkat ke sekolah, dengan si monster kecil berseragam putih-merah di jok belakang, motor pun melaju dengan riang. (?) Pas mau keluar dari gang rumah, gue udah dihadapkan dengan sebuah pemandangan yang fantastik, lo tau apa? Ya! Truk-truk dan bus-bus berhimpit-himpitan di satu lajur, di bagian yang lain sepeda motor pada bejubel gak karu-karuan. Ini kenapa pula lajur one-way dijadiin two-way? Ini udah bikin mental gue ancur, mau nyampe sekolah jam berapa kalo jalanan segini macetnya? Akhirnya tanpa mengetahui penyebab pasti gue puter balik, ceritanya nih mau lewat jalan alternatif, lewat belakang.

Setelah itu, gue dihadapkan oleh masalah baru, jalan alternatif yang gue kira adalah ide hebat, ternyata malah sebaliknya. Sebuah jalan yang lebarnya gak ada 2 meter itu dilanda kemacetan, ya, macet. total. Kalo waktu itu ada siput yang lagi jalan di sebelah motor gue, gue jamin tuh siput bakal dengan mudah nyalip gue dan gue akan tertinggal 3 meter di belakangnya. Pada waktu itu gue bener-bener gak berani liat jam, takut epilepsi di jalan saking shock-nya. Gak lama kemudian, ada bapak-bapak keluar dari rumahnya sambil bawa sign, tulisannya: Belok kanan. Jalan Alternatif. Kemudian si Bapak bilang, "Lewat sini mbak, terus mentok belok kiri udah nyampe jalan utama". Tentunya gue langsung belok kanan sesuai dengan instruksi yang diberikan, dan tau apa? Jalanannya becek bukan main, tiap kali gue ngerem, rasanya nyeimbangin motor yang bannya slip sana slip sini itu susaaaah banget, sumpah. Gue hanya bisa berdoa sambil nahan dongkol. Gimana enggak? Adek gue yang ada di belakang dengan bahagianya ketawa-ketawa. Mungkin efek ban slip yang aneh dan menggelikan itu terasa menyenangkan bagi dia. Terserah aja deh.

Lantas, setelah melewati kerasnya perjalanan di sepanjang jalur alternatif itu, gue berhasil mengantar si lil' monster ke sekolahnya. Kedongkolan gue akan si kunyuk itu lenyap ketika dia dengan bodohnya turun dari motor, melambaikan tangan ke gue, dan berjalan dengan masih menggunakan helm. Gue yang gak sanggup ketawa cuma diem tanpa ekspresi nungguin tuh anak sadar. Akhirnya dia menyadari kebodohannya lalu berbalik dan ngasih helm itu ke gue. Hahahahaha dasar!

Namun cerita belum berakhir....

Setelahnya, gue terpaksa ngecek jam. Dan voila! 06.45! Itu mah di sekolah udah bel masuk. Kalo berangkat sekarang kan percuma juga kalo telat bakalan di usir. Akhirnya, gue pulang gundah gulana bukan main. As expected, diceramahin sama Mama.

That's okay, I deserve it anyway.

Senin, 10 Februari 2014

Suddenly a Poem!

standing still

[this is bad but this is originally made by me]

Peng.har.ga.an
Penghargaan bukan medali
Penghargaan bukan piagam
bukan piala
bukan hadiah
apalagi uang

Penghargaan
Sebuah rasa menghargai
Sebuah rasa menghormati
Sebuah rasa terima kasih
dan tidak enak hati

Seseorang hanya minta dihargai
Ia tak minta uangmu
Ia tak ingin rebut bahagiamu
Hanya ucapan terima kasihmu

Hanya itu
Sebuah hal kecil
yang mampu kau selesaikan dalam sedetik saja
Mudah
Sangat mudah

Terima kasih
adalah hal yang mudah
hal yang indah
hal yang sangat sederhana
Mengapa tak kau ucapkan
Harga dirimu takkan tertindas olehnya

Hanya dengan terima kasih
kau bisa membayar apa yang telah kulakukan
Ini bukan pamrih
Ini hanya tentang penghargaan
Menghargai apa yang orang lain telah lakukan untukmu

Tapi
Tak ada terima kasih
Hanya kau yang beraninya menyakiti hati ini
Kau bajingan tak tau diri

Manusiakah kamu
Dimana etikamu
Dimana moralmu
Dimana perasaanmu
Busuknya kau masih berani
membusungkan dada di depanku

Tak tau malu

Jumat, 24 Januari 2014

Shitty

Jang Dong Woo's airport fashion


Hal-hal yang sering gue lakuin pas lagi gak ada kerjaan, selain maen ask.fm dan nontonin video gak jelas adalah...nge-blog. Entah, rasanya kalo abis cerita panjang lebar disini itu kayak abis nyedot WC; lega. Iya sih, emang cerita-cerita gue disini keekspos di internet, bisa dibaca semua orang, lantas...emang kenapa? Cerita juga cerita gue, selama masih ada sensor, elo-elo yang pernah gue omongin disini gak bakal rugi kan? It's not like someone will ask me: "Siapa namanya? Apa username twitternya? Sini gue labrakin!" after they read my story. Enggak kan? Yaudah. 

Gak dikit juga temen yang bilang sama gue, ngapain sih cerita-cerita gituan di blog? Alay. 

Yaudahlah, alay menurut lo kan? Menurut gue ini enggak. Ini seni. Seni mengekspresikan diri lewat tulisan. Tulisan gue emang gak bagus-bagus amat kok, EYD juga semrawut, but at least aku nyoba. Kadang juga, pas lagi nulis-nulis gini, selalu ada titik dimana gue bengong, ngeliatin tembok, nulis apaan lagi ya? Dan sekarang gue nyadar, tulis aja apapun yang ada di otak elo. Ok, gue bakal tulis apapun, tapi jangan ketawa, karena ini bakal terdengar kampung dan anak TK banget.

Gue sekarang lagi: Laper. Iya, gue laper. Lemari es lagi kosong, mau makan roti juga ini udah jam berapa, masa mau ngarbo? Selain itu juga gue udah mager banget. Entah siapa yang naruh lem tikus di kursi kerja gue. Emang dimana-mana, di belahan dunia bagian manapun, di planet manapun, apa-apa itu selalu kalah sama yang namanya males. Tau Indonesia dapet kemerdekaan darimana? Dari masyarakatnya yang males. Males ditindas! Males disuruh kerja rodi! Males. Pokoknya males. Dan dari males itu Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. End of story.

Selain laper, gue lagi ngidam snapback. Sebelum-sebelumnya gue gak pernah tertarik sama hal-hal kayak topi, apalagi yang feminin kayak bowler hat dan lain-lain itu. Tapi hari ini gue nyobain punya temen, trus katanya pantes, jadi pengen kan sekarang....zzz. Yah, tapi gue gak ada niat buat belaga keren kok. Gue bukan orang yang suka ngikut-ngikut apa yang lagi hits. Kalo misalnya yang ngehits itu model rambut ala Miley Cyrus twerking, masa gue harus potong rambut kayak gitu juga? Enggak kan? Menurut gue ya pake yang lo nyaman, yang bikin elo pede, yang keliatan pas di elo, bukan maksa-maksain. 

Sekian nulisnya. I've something to do...darurat

Humpfth


So, it has been a while, huh? This thing is what I missed the most. Yes, writing crap in -a terribly bad- English. I don't have any idea why I choose an English Literature major either. I'm confident on it though I might be not that good. Being confident is important, okay? If you can't do anything about it, at least you should have some confidence so that in the future it could motivate you.

So, guys, I'm completely busy nowadays. There's this thing called 'try out'. Some kind of an exercise before the real final exam. But it really is a tiresome since we've to do it in 2 weeks straight (not exactly, just for the dramatic needs). This makes me want to be graduated from this school quickly. And not just that...the society sickens me. I'm a person who doesn't like to meet someone I know when having a time with my fams. But everytime, everywhere, I always meet someone, whether he/she is from my school, a classmate, or even a teacher. So, 10 hours x 6 days in school isn't enough for me? 헐~

I don't know what is the main point of this post, I just want to speak my mind. That's it...


Minggu, 05 Januari 2014

Besok adalah?



Di bawah lampu tidur, seseorang termenung dengan sebuah handphone di tangannya. Berulang kali ia membelalakkan mata, melihat sesuatu di layar handphonenya, seolah sekali saja tidak cukup jelas. Kemudian ia menampari pipinya, menjambaki rambutnya, mengambil silet dan merobek tangannya, sial, cuma tetanus, gak jadi mati. Tamat.

Sebenarnya itu tadi apa sih? -_-
Itu cerita pembukaan. Biar dramatis dikit.

Jadi itu maksudnya gue, yang masih dirundung ketidakpercayaan terhadap tanggal hari ini. Iya, ini tanggal lima. Setelah angka lima, terbitlah angka enam, dan angka enam itu tidak diikuti dengan bulan Desember atau dengan tahun 2013, tapiiiiiii 6 yang ini adalah 6 Januari 2014. It's the Day, man. It's the DAY! Kebayang gak sih, setelah sekian lama kita ongkang-ongkang kaki di rumah sambil nonton Barbie, mandi jam 12 siang, maen sama komputer sampe lupa makan, kumpul bareng temen sampe lupa jalan pulang dan pas mau pulang mendadak aki motor abis (itu gue), lalu... lalu mendadak pas kita mau tidur, kita buka twitter dan melihat obrolan seputar 'Besok Masuk Sekolah' bergentayangan di timeline, gimana perasaan kalian? Gimana?! Sedih. Seperti belum lengkap, ada sobat gue yang kirim pesan Whatsapp dan isinya...

[...tau gak? Hari ini H-99 unas loh]
[Hm...brengsek :")]

Sebenernya, hari pertama masuk sekolah pasca liburan semester itu sweet sorrow, bitter sweet, atau terserah lah mau nyebut gimana. Ada senengnya, gak enaknya juga ada (cenderung lebih banyak malah). Senengnya sih, ketemu temen dan bisa pake seragam sekolah. Pake seragam sekolah? Iya. Kebetulan gue suka pake seragam. Entah kenapa. Gak enaknya mah, ngabisin bensin, ngabisin duit, harus belajar, ngerjain tugas, ada pr, harus bimbel, harus les, ada try out... fyuh, ternyata banyakan gak enaknya. Tapi, kalo pas ditanya mending libur panjang atau di sekolah tapi jam kosong terus, gue gabisa jawab.

Rabu, 01 Januari 2014

Happy New Year 2014, Everybody!


Happy New Year 2014!!!
Selipin sendiri kata2 atau harapan yang kamu mau, karena aku bakal bikin punyaku sendiri tepat setelah paragraf ini.

Ya. Ini adalah tahun yang baru. Semoga hidup yang baru juga. Entalah kenapa harus dibatasi sama tahun, karena sebenarnya untuk memulai sesuatu yang baru itu tergantung iya enggaknya niat kita, bukan bulan, bukan hari, bukan tahun, bukan semester atau malah ajaran baru. Tapi karena aku emang susah kalo gak dikasih patokan, biar tahun 2013 ini ajalah yang menjadi saksi bisu masa lalu aku.
(butuh kantong kresek gak sih? this is so corny, man) And I hope that kebodohan-kebodohan di 2013, semuanya, bisa berubah di 2014 dan gak bakal terulang lagi. Yah, mungkin hilangnya kebodohan itu akan menciptakan kebodohan-kebodohan lain yang baru.

Malam tahun baru aku cukup ditemenin sama keluarga, dan keluarga temen ayah, temen aku juga. Dibarengi sama Pop Mie dan segelas Carrebian Nut panas, nonton kembang api yang terpampang apik di atas pemandangan kerlap-kerlip kota Malang. Aku naik ke Batu, karena emang view nya bagus banget. Di Jawa Barat ada Puncak, di Jawa Timur ada Batu. Apalagi kalo malem pergantian tahun gini pada kompak. Di jalan, mobil sama motor berhenti semua, berhenti bukan karena apa sih, macet soalnya. Terus pada niup terompet semua, sama di atas kita masih ada sisa-sisa kembang apinya. Dan lucunya, lagu di dalem mobil aku kebetulan nyetel Firework-nya Katy Perry.  Bukan radio, ini dari flashdisk. Sip. Suasana sama feelingnya dapet banget. Macet jadi gak kerasa macet.

Playlist selanjutnya Good Time. (entah kenapa nulisnya jadi bergantung sama playlist) Yah, lagu ini aku anggep doa ajalah ya. Semoga hidup aku kedepannya good-good aja, fine-fine aja, lulus lolos seleksi sekolah kedinasan, hubungan aku sama keluarga dan temen-temen juga dieratkan, nilai uan bagus, bisa lebih dewasa, bisa lebih mandiri...arrghh udahlah gitu pokoknya. Ini tahun baru, bukan birthday wish.

Aku males mau throwback 2013. Rasanya kayak waktu itu bukan apa-apa, kamu tinggal kedip sedetik aja udah ganti hari, mendadak hari ini udah jadi 2 bulan yang lalu. Serem gak sih? Ya seremlah! Ini salah satu tanda kiamat. Emang kiamat sudah dekat kok, mau apa? Serahkan sama yang di atas. Kita baiknya sebagai manusia berbuat baiklah sesering-seringnya. Heran deh kemana arahnya tulisan aku, makin ke bawah makin ngelantur semua. Munafiknya juga makin keliatan. Gak munafik kok, itu kan apa yang diajarin sama guru agama, aku cuma nyalin doang, it has nothing to do with me, okay? Kalo aku sih sadar kok, aku masih tetep bikin banyak kesalahan walaupun aku paham, kiamat itu gak ada yang tau datengnya kapan. Yeah.... wait...

Argh!! Salah fokus lagi kan?

Mari kita akhiri dari disini saja ya kawan.

HAPPY BLESSED NEW YEAR!