Kamis, 07 November 2013

A Friend

source: instagram

Have you ever heard about an Angry at Friend poem? No? Well, this is some of the lines:

I need to figure myself out
I need time, I need space
But I hate being alone
I hate the silence
I hate your face


Is that too harsh? No, I thought. 


Sebenernya masih panjang kalo mau lengkap, tapi sepertinya hubungan kita gak segitunya banget, jadi ya aku ambil awalnya aja.

Teman. Kalian semua punya teman kan? Punya sahabat kan? Ya, obrolan ini emang basi banget tapi keadaan lagi memaksa aku buat ngomongin ini. Ketika kamu dikecewain sama salah satu teman/sahabat kamu, apa yang bisa kamu lakuin? Gak selamanya kita bisa negur, gak semua masalah yang kita dapet, bisa kita bicarain. Kadang kita cuma butuh diam. Iya, sekalipun kamu benci itu.

Perubahan dari diri kita, kadang gak kita sadari kalo orang lain belum menegur. Aku merasa fine, yah, mungkin not 'that' fine, tapi, yaaa, beginilah aku, ini hidupku. Masalah datang, masalah pergi, aku mana ada waktu buat berkaca, apa yang berubah dari aku selama ini? Sampai beberapa sahabat menegurku. Aku hanya bisa terheran, sejenak melamunkan segalanya. Apakah iya?

Tiga tahun yang lalu, aku mendapat masalah yang sama, sampai di titik dimana orang-orang disekitar merasa kasihan. Ah, sudah, gak usah bahas histori.

Jadi ya, what to do? Nothing. Perhaps.

Aku diam-diam belajar untuk tidak terlalu mempermasalahkan apa yang pernah aku 'beri' ke orang lain. Beri, bukan berarti materi. Mau mereka pas butuhnya doang mampir ya gak apa-apa lah, terserah. Tapi kalo gak bisa berempati dengan orang lain ya, duh, apa banget! Orang gak bisa dipaksa emang kalo masalah batin, tapi kita kan butuh itu, tolong aja deh, belajar pelan-pelan. Biar peka, biar sensitif-an dikit, biar gak kayak batu, keras. Tapi ya ada aja, orang yang peduli sama orang banyak, tapi giliran individu...blas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar