Hal-hal yang udah biasa kita alami emang ngebikin kita terbiasa. Even the unusual one. Even the uncomfortable one.
Mungkin
awalnya emang kayak gak ada apa-apa, tapi ternyata lama-lama gak nyaman
juga. Gimana bisa aku ngejalanin sisa-sisa masa SMA ku dengan keadaan
yang kayak gini? Keadaan yang paling bisa bikin gak konsentrasi di
kelas. Emang sih, aku udah belajar buat care less dan masa bodoh sama
hal-hal yang emang gak pantes buat dipikirin. Eh, tapi kayaknya masih
pantes deh buat dipikirin. Ya. Terserah aja.
Kapan ya
terakhir kali aku ketawa, ketawa yang bener-bener ketawa di kelas? Kapan
ya? Hhmm....lupa. Atau emang sangking udah lama banget, makanya lupa?
Kayaknya sih gitu.
Pura-pura itu sakit gak sih?
Pura-pura itu enak gak sih? Enggak. Udah jelas kan? Apa enaknya terpaksa
buat tersenyum, mengatakan "Gak apa-apa" ketika orang lain bertanya ada
apa. Apa enaknya berdiri di pojok, sendirian, di antara orang-orang
yang tertawa bahagia.
"Kenapa kamu gak mau join?"
Karena
ketika aku masuk, ketika aku memaksakan diriku untuk mengikuti, apakah
akan mengubah segalanya? Perubahan memang butuh proses, tapi bukan ini
caranya. Bukan ini caraku.
Banyak hal yang tidak aku
ketahui, karena waktu yang cukup lama ini. Menyadari bahwa secara tidak
langsung aku bukan lagi sebuah prioritas.
Terabaikan. Dibuang.
Aku...aku
benci dua hal itu. Sangking bencinya, sekali saja aku diperlakukan
seperti itu, yang aku lakukan hanyalah diam, diam; tak mengejar. Karena
jika aku mengejar lalu aku dibuang lagi, diabaikan lagi, sebodoh itukah
aku mau menyakiti diri sendiri berulang kali?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar