entah apa hubungannya si burung hantu sama isi tulisan ini |
Apa yang terjadi? Entahlah. Biarkan Firnanda mengumpat
dalam diam. Biar saja jemarinya menari diatas layar touch screen,
mengetikkan kata demi kata yang tak layak untuk dibaca.
Mungkin kalian akan berbicara tentang norma dan etika.
Persetan dengan itu semua, tiap manusia punya hak untuk menjadi tidak
sempurna, untuk menjadi buruk, untuk menjadi mengerikan. Tidak berani
mengumpat? Takut dosa? Takut dicap tak beretika? Memang kau siapa?
Manusia yang mengejar kesempurnaan? HAHA.
Sebenarnya apa yang terjadi? Banyak. Hanya saja aku butuh
berlembar-lembar kertas 80 gr dengan font Times New Roman ukuran 10
margin standar, di print bolak balik, untuk menceritakannya. Susah
bukan? Merepotkan bukan? Ya. Karena itu semuanya akan kusingkat dengan
jajaran 'kata penuh makna' yang tertulis jelas di awal paragraf.
Shit! Aku ngomong opo seh nggilani sok-sok an macak sastrawan padahal nilai bahasaku ajur. Eh yo gak seh...mboh wes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar