Fanfic: Code Name (Part 1/?)

CREDIT PIC: chezcamari @ tumblr

Title: 

Code Name (Part 1)

What Kind of Person Are You?

Summary: "Hello~, all gentleman, no ladies here! Do you think a C.E.O like me is a gay? I guess.. No!" 

a Fanfiction by Firnanda AJ

Cast: Super Junior and Seungri of Big Bang

Main Pairing: KyuMin

Disclaimer: 

Super Junior © SM Entertainment, God and Themselves. 

"Code Name" © Firnanda AJ (my self)

P/S: All is Sungmin's Point of View

***

Malam ini aku akan pergi ke condo itu lagi. Walaupun rasanya aneh, biasanya aku belok ke kiri di pertigaan, sekarang harus belok kanan. Dan juga, aku akan jarang meminun tequilla lagi di bar. 

Ah, aku bisa beli berlusin-lusin tequilla dan meminumnya di rumah. 

Setelah 5 menit melaju dari pertigaan, akhirnya aku sampai di sini. Condo No. 157. Segera aku menekan tombol dan memasukkan password keamanan. Access granted.

"Annyeong haseyo!"

"Niel hyung!!!" Endorphin berlari ke arahku. Aku bingung, ada apa dengannya?

"Ne?"

"Mau coba masakanku? Mereka semua sudah makan malam dan terlalu kenyang untuk mencobanya. Padahal aku baru saja bereksperimen dengan resep baru," Endorphin menarik ujung jas ku dan memohon. Aku tersenyum dan mengusap rambut burgundi-nya. 

"Ok, kebetulan aku belum makan malam," ujarku sambil tersenyum. Endorphin terlonjak girang dan ia menggiringku ke meja makan. Sayang sekali ya aku tak bisa berhubungan denganya di luar klub, padahal dia orang yang sangat baik. 

"Niel Hyung, coba ini," Endorphin menyodorkan semangkuk...makanan jenis apa ini? Di dalamnya ada 4 bola bola daging -kalau aku tidak salah-, dubu, mie dan kuah. Dari baunya sih memang sangat enak, tapi ini makanan apa?

Endorphin's Recipe

"Apa ini?" tanyaku. Endorphin tampak berpikir. Nah lho?

"Aku juga tidak tau, Hyung. Tapi dari yang kulihat tadi, ini makanan dari..Indonesia," Indonesia? Yang ada 'Bali'-nya itu kan? 

"Oh, oke. Langsung kumakan ya?" Aku mengambil sumpit besi dan sebuah sendok. Baru saja aku mau mencicipi kuahnya, tiba-tiba seseorang berkata dengan nada dingin. Dan aku langsung tau siapa pemilik suara ini.

"Endorphin Hyung, aku belum makan malam. Kenapa kau tidak menawarkan makanan padaku, huh?" Aku mendongak ke atas dan bingo! Dialah orangnya.. Artaagnan.

"Kau daritadi sibuk main game sih, aku dicuekkin," jawab Endorphin, ia tampak ngeri melihat muka Artaagnan.

"Artaagnan, kau boleh ambil setengahnya kok," tawarku. Endorphin tersenyum lega saat di dengarnya Artaagnan setuju. Ia mengambil mangkok, sebuah sendok dan sendok sayur. 

Eh? Sendok sayur? 

Lalu, Artaagnan menggunakan sendok sayur itu untuk mengambil separuh (atau lebih ya?) dari makanan-tanpa-nama yang ada di mangkokku. Hei, dia mengambil 3 bola daging dan dubu satu-satunya milikku. Tidakkah dia punya sopan santun? ♨(▶﹏◀)♨

"Selamat makan!" katanya dingin, lantas berlalu entah kemana. 

Ok, bocah itu memang tak beretika. 

"Apa dia gila? Memangnya aku bisa kenyang hanya dengan makan ini?" gerutuku kesal, Endorphin menepuk-nepuk bahuku. 

"Sabar Hyung, dia memang begitu. Akan kubuatkan telur gulung, Hyung mau?" Aku tersenyum ke arahnya, ah, dia sangat baik. Andai dongsaeng ku di rumah juga seperti dia. 

"Jika itu tidak merepotkanmu." Endorphin menggeleng dan berkata, "Aku senang ada yang mau mencicipi masakanku." 

***

Yang ada di pikiranku saat melihat Endorphin memasak adalah, mungkin di kehidupan aslinya, ia tak diperbolehkan menjadi chef. Lihatlah, ia sangat bersemangat mengerjakan tugasnya. 

Aku penasaran, siapa orang yang membuat komunitas ini? Dan siapa juga yang menciptakan peraturan-peraturan -bodoh- itu? Jika aku tau siapa orangnya, aku tidak akan segan-segan untuk memintanya mengubah peraturan. Kenapa sesama member dilarang berhubungan di dunia luar? Kenapa identitas di samarkan? Mungkin awalnya memang menyenangkan, tapi setelah mengenal orang-orang disini, aku jadi ingin mengetahui lebih lanjut tentang mereka. Ah, sayang sekali.

Setelah memakan habis makanan Endorphin yang luar biasa enak itu, aku duduk di depan TV sambil iseng-iseng memperhatikan kelakuan member yang lain.

Mood Swing dan Dragon tampak sedang bermain poker. Kasian Dragon, mukanya coreng-moreng, pasti ia kalah banyak. 

"Ya! Mereka pacaran?" tanyaku pada Anchovy. Si rambut merah ini menoleh ke arahku dan mengangguk. 

"Seperti yang kau lihat,"

"Hanya di klub?"

"Tentu saja, mereka sadar peraturan. Sayang ya," 

Astaga. Nama asli saja mereka tidak saling tau. Pasangan unik!

"Pasti sulit sekali berpacaran seperti itu. Kepercayaan adalah prioritas utama bagi mereka," ujarku pelan, masih memperhatikan 2 pria itu. Anchovy mendesah pelan. 

"Yah, tidak akan ada yang tau jika salah satu dari mereka ada yang selingkuh," 

Semoga aku tidak jatuh cinta dengan salah satu dari member disini. Ah, tidak mungkin kan? Hello~, all gentleman, no ladies here! Do you think a CEO like me is a gay? I guess.. No!

No ladies? 

"Hei, tidak ada peraturan yang melarang wanita untuk bergabung di klub kan?" tanyaku waspada, Anchovy mengaduk-aduk lemon tea nya dan tersenyum misterius. 

"Sayangnya kau salah. Itu salah satu peraturan gila yang ditetapkan di sini."

Apa??? Errghhh!!

Seolah tak puas, Anchovy menambahkan,"Kadang itu menjadi alasan tersendiri mengapa banyak pria gay disini."

Aku sweatdrop,"B-banyak pria gay.. Disini?" Anchovy mengangguk.

"Termasuk aku!"

Detik itu juga aku langsung kabur ke toilet. 

***

Gay.

Pria pecinta sesama jenis.

Sesama...jenis?

Brrrrr~

Memikirkannya pun aku begidik ngeri. Ini adalah seminggu setelah Anchovy mengatakan 'hal' tersebut. Dan aku sangat shock melihat berbagai fakta bahwa... 

Ya! Apakah ini klub para gay??!!

Endorphin dengan Baptol. Endorphin yang begitu baik dan polos mau-maunya berpacaran dengan si aneh pecinta kura-kura itu. Kasihan. 

Macchiato dengan...SNOW BOY! Hey, Macchiato adalah pria berkharisma, kaya (dari luar sih sepertinya tebakanku benar), tampan, tapi ternyata dia.. Gay? Ayolah, kurasa dunia sudah berhenti berrotasi. 

Angel dan Himsen. Angel adalah orang yang sangat lembut dan baik, bisa-bisanya pria -agak- kasar seperti Himsen bisa membuat orientasi seksualnya melenceng dari normal. Tak kusangka. 

Dragon dan Mood Swing, bagiku mereka cocok. Sangat cocok. Mungkin karena wajah Mood Swing yang cantik jadi tak akan ada yang mnyangka bahwa mereka adalah pasangan gay. 

Sisanya, Fishy, Anchovy, Artaagnan dan Ttungchyeo adalah pria normal. Kurasa...

Walau satupun bukti belum ditemukan. Ah, sudahlah. Apakah itu penting? Bahkan untuk makhluk sejenis 'Artaagnan'? Cish~

Ya. Satu-satunya hal yang kusesali di klub ini adalah 'Artaagnan'. Dia sangat dingin, menyebalkan, pria tak berekspresi...pokoknya dia itu payah. Dia menatapku seolah aku adalah alien yang harus dimusnahkan dari muka bumi. Seburuk itukah aku? Dan kenapa hanya aku yang ditatap begitu?

Apa aku mengenalnya di masa lalu dan aku membuat kesalahan sehingga ia membenciku? Seingatku sih aku tidak pernah amnesia, jadi..apa salahku? 

***

"Ah~" Aku menyeka sisa tequila di sudut bibirku. Ini menyenangkan, aku akhirnya bisa minum lagi. Tapi aneh, biasanya minum sebotol tak akan menimbulkan efek berarti untukku. Kenapa sekarang kepalaku begitu berat?

"Hanya minum segitu mukamu sudah merah? Dasar payah!" Seseorang dengan suara bass khas-nya mendudukkan diri di sebelahku. Kurasa aku tau siapa orang itu. 

"Tch!" 

"Sudahlah! Apa kau bodoh? Siapa yang akan membawamu pulang jika kau pingsan di sini?" Artaagnan menyingkirkan botol-botol tequila beserta gelas-gelas yang berserakan di atas meja. 

"MWOYA??" teriakku. Ku cengkeram kerah kemeja birunya, dan sepintas aku dapat melihat mata dinginnya (lagi). Yang benar saja? Dia mulai berani untuk -benar benar- menggangguku? Memangnya kalau aku pingsan di sini kenapa? Aku bisa bermalam di condo ini, dan yang terpenting.. Apa pedulinya? 

"Kenapa kau masih meminum ini, Minnie Hyung?" 

"M-mworago?" 

Apa katanya? 

Dia memanggilku apa? Minnie Hyung??? 

Siapa dia sebenarnya?

to be continued...